Kenapa Kurs / Nilai mata uang bisa Naik Turun ?

Nilai tukar atau dikenal pula sebagai kurs dalam keuangan adalah sebuah perjanjian yang dikenal sebagai nilai tukar mata uang terhadap pembayaran saat kini atau di kemudian hari, antara dua mata uang masing-masing negara atau wilayah.
Dalam sistem pertukaran dinyatakan oleh yang pernyataan besaran jumlah unit yaitu “mata uang” (atau “harga mata uang” atau “sarian mata uang”) yang dapat dibeli dari 1 penggalan “unit mata uang” (disebut pula sebagai “dasar mata uang”). sebagai contoh, dalam penggalan disebutkan bahwa kurs EUR-USD adalah 1,4320 (1,4320 USD per EUR) yang berarti bahwa penggalan mata uang adalah dalam USD dengan penggunaan penggalan nilai dasar tukar mata uang adalah EUR.
Di dalam ilmu ekonomi anda pasti mengenal yang namanya hukum penawaran dn permintaan(supply and demand)
jika salah satu mata uang naik(banyak permintaan) maka mata uang lainnya akan turun(kurang permintaan) hal ini lah yang menyebabkan mata uang bisa naik turun.
Pertanyaan berikutnya apa yang menyebabkan salah satu mata uang memiliki permintaan yang banyak? jawabannya adalah tergantung imbal balik(suku bunga) negara tersebut. Sama seperti kita akan memilih bank yang mempunyai bunga deposito tertinggi.
Lha terus kenapa semua negara tidak menaikkan suku bunga mereka sehingga menarik para investor? ternyata tidak sesederhana itu. besaran suku bunga harus di seimbangkan dengan aliran uang masuk dan keluar. Jika terlalu rendah maka akan menghancurkan mata uang namun sebaliknya jika terlalu tinggi akan memperlambat ekonomi karena para pengusaha harus membayar bunga yang tinggi dari pinjamannya sehingga ekspansi bisnis mereka akan melambat.
Mungkin anda berpikiran sama dengan saya, mengapa negara kita tidak mencetak banyak uang kemudian setiap penduduk mendapat pembagian uangnya? ini juga tidak mungkin sekali lagi hukum penawaran dan permintaan berlaku. jika terlalu banyak uang yang beredar maka akan menyebabkan inflasi tinggi sehingga barang-barang naik drastis.




Faktor-Faktor yang mempengaruhi Nilai Tukar
Menurut Madura (2003:111-123), untuk menentukan perubahan nilai tukar antar mata uang suatu negara dipengaruhi oleh beberapa faktor yang terjadi di negara yang bersangkutan yaitu selisih tingkat inflasi, selisih tingkat suku bunga, selisih tingkat pertumbuhan GDP, intervensi pemerintah di pasar valuta asing dan expectations (perkiraan pasar atas nilai mata uang yang akan datang).
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi tinggi rendahnya kurs dalam negeri terhadap mata uang asing. Faktor-faktor tersebut antara lain :
  • Laju Inflasi
Salah satu yang memengaruhi naik turunnya nilai kurs adalah inflasi. Setiap negara pasti menjalankan kerjasama perdagangan antar negara, baik itu kerjasama regional, bilateral, ataupun multilateral. Dalam melakukan kerjasama menggunakan nilai valuta asing atau yang biasa disebut kurs. Setiap perubahan harga yang terjadi di dalam suatu negara maka akan mempengaruhi negara mitra kerjasama yang lain.
Contoh: jika Amerika sebagai mitra dagang Indonesia mengalami tingkat inflasi yang cukup tinggi maka harga barang Amerika juga menjadi lebih tinggi, sehingga otomatis permintaan terhadap produk relatif mengalamipenurunan.Rasio uang dalam daya beli (paritas daya beli) berfungsi sebagai titik nilai tukar yang mencerminkan hukum nilai. Itulah mengapa tingkat inflasi berdampak pada nilai tukar. Peningkatan inflasi di suatu negara mengarah pada penurunan mata uang nasional, dan sebaliknya. Penyusutan inflasi uang di dalam negeri akan mengurangi daya beli dan kecenderungan untuk menjatuhkan nilai tukar mata uang mereka terhadap mata uang negara-negara di mana tingkat inflasi yang lebih rendah.
  • Suku Bunga
Perubahan  tingkat suku bunga di suatu negara akan mempengaruhi arus modal internasional. Pada prinsipnya, kenaikan suku bunga akan merangsang masuknya modal asing  Itulah sebabnya di negara dengan modal lebih tinggi tingkat suku bunga masuk, permintaan untuk meningkatkan mata uang, dan itu menjadi mahal. Pergerakan modal, terutama spekulatif “uang panas” meningkatkan ketidakstabilan neraca pembayaran.
Suku bunga mempengaruhi operasi pasar valuta asing dan pasar uang. Ketika melakukan transaksi, bank akan mempertimbangkan perbedaan suku bunga di pasar modal nasional dan global dengan pandangan  yang berasal dari laba. Mereka lebih memilih untuk mendapatkan pinjaman lebih murah di pasar uang asing, dimana tingkat lebih rendah, dan tempat mata uang asing di pasar kredit domestik, jika tingkat bunga yang lebih tinggi. Di sisi lain, kenaikan nominal suku bunga di suatu negara menurunkan permintaan untuk mata uang domestik sebagai tanda terima kredit yang mahal untuk bisnis. Dalam hal mengambil pinjaman, pengusaha meningkatkan biaya produk mereka yang, pada gilirannya, menyebabkan tingginya harga barang.
  • Kontrol Pemerintah
Kebijakan pemerintah bisa mempengaruhi keseimbangan nilai tukar dalam berbagai hal termasuk:
  1. Usaha untuk menghindari hambatan nilai tukar valuta asing.
  2. Usaha untuk menghindari hambatan perdagangan luar negeri.
  3. Melakukan intervensi di pasar uang yaitu dengan menjual dan membeli mata uang.
Alasan pemerintah untuk melakukan intervensi di pasar uang adalah :
  1. Untuk memperlancar perubahan dari nilai tukar uang domestik yang bersangkutan.
  2. Untuk membuat kondisi nilai tukar domestik di dalam batas-batas yang ditentukan.
  3. Tanggapan atas gangguan yang bersifat sementara.
  4. Berpengaruh terhadap variabel makro seperti inflasi, tingkat suku bunga dan tingkat pendapatan
  • Ekspektasi
Faktor terakhir yang mempengaruhi nilai tukar valuta asing adalah ekspektasi nilai tukar di masa depan. Sama seperti pasar keuangan yang lain, pasar valas bereaksi cepat terhadap setiap berita yang memiliki dampak ke depan. Dan sebagai contoh, berita mengenai bakal melonjaknya inflasi di AS mungkin bisa menyebabkan pedagang valas menjual Dollar, karena memperkirakan nilai Dollar akan menurun di masa depan. Reaksi langsung akan menekan nilai tukar Dollar dalam pasar.
Sistem-Sistem Nilai Tukar
Sistem nilai tukar yang ditentukan oleh pemerintah, ada beberapa jenis, antara lain :
  • Fixed exchange rate system
    Sistem nilai tukar yang ditahan secara tahap oleh pemerintah atau berfluktuasi di dalam batas yang sangat sempit. Jika nilai tukar berubah terlalu besar, maka pemerintah akan mengintervensi untuk memeliharanya dalam batas-batas yang dikehendaki.
  • Freely floating exchange rate system.
Sistem nilai tukar yang ditentukan oleh tekanan pasar tanpa intervensi dari pemerintah.
  • Managed floating exchange rate system.
    Sistem nilai tukar yang terletak diantara fixed system dan freely floating, tetapi mempunyai kesamaan dengan fixed exchange system, yaitu pemerintah bisa melakukan intervensi untuk menjaga supaya nilai mata uang tidak berubah terlalu banyak dan tetap dalam arah tertentu. Sedangkan bedanya dengan free floating, managed float masih lebih
    fleksibel terhadap suatu mata uang. Lalu menurut Krugman dan Obstfeld (2000:485), managed floating exchange rate system adalah sebuah sistem dimana pemerintah mengatur perubahan nilai tukar tanpa bermaksud untuk membuat nilai tukar dalam kondisi tetap.
  • Pegged exchange rate system
    Sistem nilai tukar dimana nilai tukar mata uang domestik dipatok secara tetap terhadap mata uang asing.


Sumber :
https://syamsula.wordpress.com/2009/03/09/mengapa-mata-uang-bisa-naik-turun/
https://intanvero.wordpress.com/2015/04/29/faktor-penyebab-naik-turunnya-kurs/
http://jurnal-sdm.blogspot.com/2009/06/nilai-tukar-mata-uang-faktor-faktor.html
http://ilmuiesp.blogspot.com/2013/07/faktor-mempengaruhi-nilai-kurs.html

0 comments:

Post a Comment